Petani Aren Siap
 Suriansyah Salah Seorang Petani Aren Di Tenggarong Kukar (Foto: Sahrin) |
|
|
|
Jika rencana Willie Smits Ketua Yayasan Masarang, untuk membangun Pabrik Gula Aren Terapung di Kutai Kartanegara jadi kenyataan, pihak pertama yang akan sangat diuntungkan adalah para petani aren itu sendiri.
Salah seorang petani aren tradisional, Suriansyah 37 tahun, mengaku tertarik dengan kabar tersebut, dan berharap rencana seperti ini dapat terealisasi sesegera mungkin. Petani aren yang bermukim di Gunung Panjang Kelurahan Panji, Kecamatan Tenggarong ini, telah 15 tahun melakoni pekerjaannya dan selama itu pula ia merasakan suka dan duka dalam memproduksi gula merah secara mandiri.
 Rutinitas Penyadap Nira Sebuah Pekerjaan yang Perlu Kesabaran (Foto: sahrin) | |
|
|
Tidak ada bantuan pemerintah, koperasi maupun pelatihan skill, usahanya terus berjalan, memanjat pohon aren dari bukit ke bukit dan hutan ke hutan. Kadangkala hasilnya banyak, dan lain waktu nira yang disadap juga sangat sedikit.
Menurutnya penghasilan dari menyadap aren dan membuat gula merah ini memang tidak tentu, kalau lagi banyak sebulan ia kadang dapat penghasilan hingga Rp3 juta rupiah, tetapi kalau produksi nira lagi sedikit jumlah rupiah yang ia dapatkan juga menipis, bahkan terkadang ia hanya menghasilkan Rp250 ribu dalam satu bulan.
 Pohon Di Kukar Banyak Tumbuh Alami, Tingginya Dapat Mencapai 25 Meter (Foto: sahrin) | |
|
|
Perbedaan pendapatan itu, tambahnya, bukan lantaran naik turunya harga di pasaran. Tetapi lebih disebabkan oleh produksi nira yang kadang sedikit. Hal itu banyak disebabkan pada teknik pukulan pada batang buah aren, ketika melakukan tahapan awal penyadapan.
Pekerjaan naik turun pohon aren adalah sebuah profesi yang cukup berbahaya, kadangkala pohon yang disadap tingginya mencapai 15 meter lebih. Beratnya beban itu akan ditambah lagi dengan harus mencari kayu bakar untuk memasak gulanya, padahal kayu di sekitar Tenggarong mulai habis ditebangi, baik oleh para peladang, maupun untuk membangun pemukiman.
Karena itu Suriansyah megaku gembira apabila ada pabrik gula aren yang langsung membeli nira hasil sadapannya, sehingga tidak perlu repot lagi untuk mencari kayu api dan memasaknya sampai menjadi gula merah. Cukup dengan menyadap nira dan ia akan mendapatkan penghasilan setiap harinya. (
rin)