Dengar Pendapat Dongkrak PAD
 (Foto: setiven) |
|
|
|
Kutai Kartanegara memiliki banyak aset daerah yang dapat diperdayakan untuk meningkatkan PAD. Namun sayangnya upaya ini belum dapat dilaksanakan dengan maksimal.
Sebagai daerah yang kaya akan SDA, sehingga wajar bila dapat mampu mendongkrak Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Untuk tahun 2007 ini saja diperoleh lebih dari Rp3,7 trilyun. Namun sayangnya, pendapatan ini tidak dibarengi dengan PAD yang masih sangat kecil. Padahal banyak potensi yang dapat meningkatkan PAD. “Sudah saatnya pengelolaan potensi daerah dilakukan sehingga dapat mendongkrak PAD,” ungkap HM Irham, Wakil Ketua Komisi III.
Menyikapi hal tersebut, Rabu pekan lalu Komisi III mengadakan pertemuan dengan beberapa instansi terkait dengan upaya peningkatan PAD. Seperti Perusda Tunggang Parangan, Bagian Ekonomi, bagian Hukum dan instansi lainnya. Dikatakan Irham banyak peluang-peluang untuk mendapatkan PAD, lewat begitu saja, sehingga PAD di daerah ini tidak bisa terangkat. “Kita berharap hal ini bisa kita benahi,” ujarnya.
Salah satu potensi yang dapat mendatangkan PAD adalah belum lama ini adanya hibah dari pemerintah pusat mengenai limbah eks perusahaan Vico dan Total. Komisi III melihat adanya peluang untuk dapat di kelola, sehingga dapat mendatangkan PAD. Mengingat kedua perusahaan ini termasuk perusahaan ynag besar. Sehingga banyak limbah yang dapat dimanfaatkan.
Kepala Bagian Ekonom Dardiansyah, membenarkan adanya hibah dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah. Namun sayangnya prosedurnya tidak semudah yang dikira. Selain itu, ternyata barang-barang dihibahkan tidak sesuai dengan yang diharapkan. “Kita hanya mendapatkan barang-barang yang tidak memiliki nilai ekonomi,” ujarnya.
Selain itu, hal ini baru pertama kali dilakukan di Indonesia. Selain menimbulkan banyak pertanyaan, ketidakadanya aturan yang jelas juga ditakutkan dikemudian hari akan menimbulkan masalah.
 (Foto: ) | |
|
|
Selaku wadah yang diharapkan mampu mengelola aset daerah, Perusda Tunggang Parangan diharapkan mamiliki peranan yang besar dalam mendongkrak PAD. Namun pada kenyataannya Perusda hingga kini belum menunjukkan keberhasilannya. Dirut Perusda Parangan, Dahri Yassin, mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk mendongkrak PAD.
Namun pada kenyataannya, sejak dua tahun terakhir, banyak aset yang dulunya dikelola Perusda, kini diambil alih pemerintah Daerah. Baik itu pengelolaan hotel maupun cottek di Pulau Kumala ”Dengan keterbatasan ini, kami masih bisa menjalankan beberapa unit usaha,” ungkap Dahri Yassin.
 (Foto: ) | |
|
|
Mengenai hibah limbah, Dahri Yassin mengungkapkan pihaknya dapat mengelolanya. Namun dengan disertai dengan aturan dan mekanisme yang jelas.
Dengan adanya dukungan dari legislatif maupun eksekutif, diharapakan pengelolaan esset daerah sehingga dapat mendatangkan PAD, dapat segera dilakukan. (
pwt)