Wujud Rasa Peduli Pada Sesama
 Jajaran Pengurus Karang Taruna Indonesia Kukar, Sesat Sebelum Menyerahkan Bantuan (Foto: sahrin) |
|
|
|
Ketua Karang Taruna Indonesia Kabupaten Kutai Kartanegara, HM Irkham, Minggu (20/5), beserta jajaran pengurusnya, memberikan bantuan kepada korban bencana banjir di Desa Liang Ilir dan Liang Ulu Kecamatan Kota Bangun.
Sebanyak 110 dus mie instan dan 150 Kg beras, diserahkan langsung pada Kades Liang Ilir dan Liang Ulu, agar diteruskan bagi para pengungsi, yang telah satu pekan ini terpaksa harus hidup di bubungan rumah, atau di tenda-tenda darurat yang mereka dirikan di beberapa tempat tinggi.
Dalam sambutannya Irkham mengatakan, selaku Ketua Karang Taruna ia berhara, bantuan yang telah diberikan dapat sedikit meringankan beban yang dirasakan masyarakat setempat. Semoga selain bantuan yang mereka berikan, juga akan ada bantuan-bantuan lainnya dari berbagai kalangan yang ada di daerah ini.
 HM Irkham Menyerahkan Bantuan Banjir Untuk Desa Liang Ilir dan Ulu (Foto: sahrin) | |
|
|
Ditambahkannya, dalam situasi yang sangat riskan dan rentan terhadap
keselamatan dan kesehatan masyarakat tersebut. Penting sekali sumbangsih dan pertolongan dari semua pihak agar musibah yang datang, tidak terlalu berat bagi warga yang tertimpa langsung, terutama bagi mereka yang termasuk kategori tidak mampu.
Pada kesempatan itu, Irkham juga menyesalkan tindakan Camat Kota Bangun, yang tidak berada di tempat ketika rakyat dalam keadaan sulit, dan membutuhkan bantuan, ternyata yang bersangkutan malah berada di Jakarta.
Dari informasi yang diberikan warga setempat, camat hanya ada ketika Asisten I melakukan kunjungan ke wilayah. Namun setelah rombongan Asisten I meninggalkan kota bangun, yang bersangkutan kemudian menghilang kembali, hingga saat rombongan Irkham datang, yang bersangkutan justru ada di Jakarta.
“Tindakan camat ini adalah sebuah hal yang sangat memalukan, sekaligus menyedihkan bagi saya,” tukas Irkham.
 Banjir kali ini sangat besar dan membuat banyak warga mengungsi (Foto: sahrin) | |
|
|
Untuk itu ia berharap, agar pemimpin-pemimpin yang lupa pada rakyat, agar secepatnya kembali dan berada di tengah warga untuk bersama-sama menghadapi bencana. Jangan sampai warga yang tengah kesulitan, berjuang sendiri menghadapi bencana, dan pimpinannya jalan-jalan ke Jakarta, sekedar untuk mempertahankan kekuasaan.
Bencana banjir di Kecamatan Kota Bangun kali ini, memang paling besar dari yang terdahulu. Tercatat ada 9 desa terendam dan 3276 jiwa yang terancam penyakit dan rawan kelaparan. Informasi terakhir, telah ada ratusa Kepala Keluarga (KK) yang mengungsi ke berbagai tempat. Mereka mendirikan tenda darurat di perbukitan, terminal, ada pula yang menempati berbagai bangunan pemerintah seperti BPU dan sekolah.
Hingga beberapa hari terakhir, belum ada bantuan signifikan yang sampai pada para pengungsi. Selain bantuan obat-obatan dari Pemkab yang diserahkan Asisten I, H Aji Ridwan Syahrani. Dengan kondisi yang cukup darurat tersebut, sebenarnya warga membutuhkan bantuan yang terkoordinasi dengan baik, berupa pendirian posko-posko penanggulangan bencana, kesehatan, dan dapur umum.
Namun sampai saat berita ini dirilis, belum ada satu poskopun yang didirikan, untuk penanganan banjir di tingkat kecamatan. Untuk itu Irkham meminta kepada Pemerintah Daerah, agar dapat mengambil sikap yang tegas, terhadap para pejabat yang tidak bertangggung jawab terhadap rakyatnya. (
rin)