DPRD Kutai Kartanegara
Warta DPRD: Bantuan Bagi Pengungsi Perlu Kejelian Untuk Di Koordinir

Bantuan Bagi Pengungsi Perlu Kejelian Untuk Di Koordinir

Banjir di Kukar yang tergolong KLB bahkan digadang-gadang sebagai nomor dua setelah Jakarta ternyata hanya sedikit mengetuk pintu hati bagi mereka yang mengaku sebagai warga Kutai Kartanegara. Kalau begini ceritanya, bagaimana rasa self belonging bisa terjaga kelestariannya? Banyak perusahaan lokal maupun interlokal bahkan perusahaan asing berhampuran di daerah kita, namun sayang sekali diantara mereka hanya satu-dua yang berniat sungguh-sungguh membantu para korban banjir.

“Hanya beberapa nama perusahaan aja yang mampir ke tempat kami, anehnya banyak perusahaan bonafit yang belum sama sekali memberikan bantuannya. Jujur, bukannya kami mengemis, tetapi setidaknya di saat yang seperti ini mustinya mereka lebih peduli,” kata Jarwo, warga Muara Muntai

Pernyataan Jarwo tadi semakin diperkuat dengan adanya fakta bahwa kala Pemda kukar mengadakan Rapat Koordinasi soal banjir, hanya secuil yang hadir dari segelintir plang nama perusahaan di kawasan 18 Kecamatan ini. Sedang tidak ada uang, ato pura-pura menutup mata? Bisa dihitung dengan jemari tangan, berapa banyak perusahaan yang mengirimkan orangnya untuk rela menjelajahi perairan Mahakam yang luas.

“Sampai jengah saya mendengar para direktur perusahaan mengumbar janji kosong di media massa yang katanya mau membantu kami. Semuanya itu bohong mas, itu palsu” kesal Wulan, korban banjir yang lain.

Meskipun HM Syarifuddin A duduk di Komisi II DPRD Kukar, yang seyogyanya membidangi persoalan ekonomi, namun rasa sebagai tumpah darah Kukar terlanjur kuat mengalir. Syarifuddin merupakan pentolan dari tim II untuk Kecamatan Muara Muntai, Muara Wis, dan Kota Bangun. Dia turut prihatin setelah dengan mata telanjang menyaksikan pemandangan tentang nasib para warga Kukar yang terpaksa hidup ala kadarnya.

“Perusahaan yang bergerak atas tujuan benefit janganlah arogan, semua manusia mempunyai hati yang semestinya tergugah apabila melihat saudaranya sendiri kesusahan,” tandas HM Syarifuddin

Kala ditemui di ruangan kerjanya, Hadi Deng menghimbau kepada seluruh perusahaan yang wilayah usahanya masuk daerah kekuasaan Kukar agar rela patungan untuk membantu mengurangi derita para korban banjir.

“Sesungguhnya dalam setiap harta yang kita miliki, terdapat bagian kecil untuk orang fakir miskin” petikan dari suatu hadist.

Para korban banjir memang tidak bisa disetarakan dengan kaum fakir dan miskin, namun setega itukan kita menutup mata hati menyaksikan kondisi mereka sekarang ini? Coba banyangkan apabila kita pada situasi yang mereka alami sekarang. Kehilangan rumah megah yang kita sombongkan, dan terpisah dari ranjang yang empuk.

“Penyaluran kepada para pemgungsi juga perlu dikoordinasi untuk mengindari kekurangan stok di desa atau kelurahan. Kebutuhan pangan, sandang, dan obat-obatan sebainya lebih dikedepankan,” saran Haji Deng (Fachrudin Auliya Abdillah)