-Anggota Dewan Berkomentar - Pencari THR di Gedung Dewan
Bulan Rmadhan dan Hari Raya Idul Fitri baru saja meninggalka kita. Gedung DPRD Kukar tidak lagi berjubel dipadati pencari THR. Anggota dewan pun kembali bekerja penuh percaya diri. Kepergian mereka masih menyisakan cerita yang oleh anggota dewan perlu dicarikan solusi agar fenomena yang sama tidak kembali terulang ditahun mendatang. Anggota bukannya risih, akan tetapi anggota berkeinginan memberikan THR kepada mereka lebih tepat dan manusiawi. Warga tidak perlu lagi berjubel atau kleleran di gedung dewan. Berikut komentar beberapa anggota menyikapi berjubelnya Pencari THR.
H Burhanuddin: Angota Komisi II
Antara Uang dan Pesan Sosial
APABILA berbicara mengenai berjubelnya warga yang datang ke Gedung Dewan, pertama kali ingin saya tegaskan, mereka bukan sekedar mencari uang tambahan belanja. Mereka datang bukan akibat kurangnya tingkat kesejahteraan, namun mereka juga ingin berbagai rasa dan perasaan terhadap wakil mereka berada di gedung ini. -Mungkin ada benarnya, karena yang datang bukan hanya dari kalangan bersandal jepit, berpakain rapi dan bersepatu juga terlihat saling berdesakan- Mereka sebenarnya ingin mengingatkan kepada kita, bahwa inilah masyarakat yang diwakili dan ternyata kita semua sama-sama manusia biasa.
Dimana-mana setiap manusia selalu membutuhkan bantuan dari seorang sahabat maupun pihak lain untuk dapat saling berbagai. Peristiwa tiap tahun inilah yang telah ditunjukkan masyarakat kita yang datang dan berbondong-bondong. Dibalik kedatangannya, sebenarnya mereka membawa pesan sosial yang penting. Yakni agar kita yang duduk ditempat cukup lembut untuk ukuran mereka, agar tidak lupa kepada akar rumput yang telah memilihnya.
Saya harap semua pihak menyikapi hal ini dengan bijaksana. Meskipun mereka datang dengan maksud meminta sedikit uang, tetapi jangan hina mereka. Mereka adalah tanggung jawab kita bersama dan perlu dicarikan solusi. Kita mesti memberikan yang terbaik dengan cara lain agar mereka agar tidak datang kembali ke gedung dewan untuk tahun-tahun berikutnya Saya menginginkan, lain kali akan bertemu mereka dalam keadaan yang lebih baik dan terhormat lagi.
Berbicara mengenai ketertiban dan kenyamanan –akibat kedatangan mereka yang berbondong-bondong bak pasar malam- mesti ditertibkan. Mengingat lembaga seperti DPRD ini tentunya ketertiban harus tetap dijaga. Tidak perlu dengan berbagai cara yang terlalu muluk-muluk. Cukup mereka diarahkan sesuai tujuan dan keperluannya. Petugas piket sekretariat dapat mengatasi hal itu tanpa menyinggung perasaan mereka. Mintalah kesadaran mereka tanpa membuat kemarahan.
Ir H Irwan Muchlis: Sekretaris Komisi II
Latah, Dewan Bukan Meminta
FENOMENA yang terjadi di bulan suci terlembih menjelang lebaran dimana ratusan masyarakat yang meminta sumbangan ke dewan, adalah perbuatan latah yang tidak semestinya terjadi. Kita disini bertugas menampung aspirasi dan bukan tempatnya memegang uang. Ssebagai seorang anggota dewan dan sesama manusia kita juga memiliki jiwa sosial. Namun hal itu jangan lantas disalah artikan dan masyarakat datang berbondong-bondong kepada kita, bisa tekor kita nanti.
Sebagai wakil rakyat tidak ubahnya pejabat lain yang juga memiliki keterbatasan penghasilan yang diterimanya. Artinya kita memiliki gaji yang telah ditetapkan dan apa yang kita terima itu tidak semunya untuk keperluan sosial. Selama mereka yang datang tidak terlalu banyak, kita masih dapat saling berbagi rejeki. Namun bila sudah latah dan berduyun-duyun seperti ini, tentunya kita juga merasa berat.
Saya mengharapkan masyarakat dapat mengerti bahwa kita memiliki keterbatasan gaji. Keberadaan legislatif berbeda dengan eksekutif, artinya kita tidak mimiliki dana taktis untuk berbagai keperluan yang sifatnya mendadak. Apabila menginginkan (meminta) uang, masyarakat sebaiknya datang saja ke eksekutif.
Perlu solusi, hemat saya sekretariat dewan lebih aktif lagi dalam menjalankan tugas didalam memberikan pelayanan. Tamu diterima sesuai prosedur dan aturan yang berlaku. Perlu ditegaskan maksud tujuan dan kedatangannya ke dewan. Hal ini penting agar anggota dewan dapat menjalankan tugasnya dengan baik tanpa harus terganggu oleh berbagai kepentingan pribadi yang kadang dibuat-buat.
Saya mengharapkan, untuk beberapa waktu kedepan, sekretariat dapat menjalankan tugasnya dan semua dapat berjalan secara komprehensif. Bentuk struktur organisasi, evaluasi berbagai hal yang berkaitan dengan penghematan. Seperti banyaknya jumlah karyawan (staf) untuk ditempatkan sesuai tugas dan fungsinya. Dengan demikian semua akan berjalan lancar dan berbagai permasalahan seperti ini tidak akan terjadi lagi.
Suryadi S Hut: Wakil Sekretaris Komisi II
Khawatir Tidak Mendidik
APA yang terjadi pada hari ini dan selanjutnya, menurut saya adalah sebuah dilema. Di satu sisi daerah kita adalah sebuah kabupaten yang kaya akan SDA dengan puluhan bahkan ratusan perusahaan beroperasi. Namun saat ini kita melihat sebuah sisi lain yang patut menjadi renungan. Kedatangan masyarakat yang berduyun-duyun ini cukup menyentuh hati. Ternyata mereka tetap membutuhkan uluran tangan kita.
Namun saya mengkhawatirkan, kebiasaan untuk memberi dan membiarkan mereka seperti ini tidak mendidik dan akhirnya menciptakan mental peminta-peminta dikalangan masyarakat kita sendiri. Tentu hal ini akan sangat merugikan daerah kita sendiri yang saat ini sedang giat-giatnya membangun. Ketika kita berkunjung ke Tangerang beberapa dalam bulan ramadhan ini, kita tidak menjumpai hal serupa ada di gedung dewan setempat.
Agar tidak berlarut-larut dan menjadikan mental yang buruk, selaku anggota legislatif, saya berharap pemerintah segera merentas persolaan yang kunjung datang tiap tahunnya ini. Tidak terlalu sulit untuk mengatasinya, pemerintah dapat memulai dengan program penanggulangan kemiskinan yang dijalankan dengan baik. Kepada masyarakat yang sering datang, saya juga berpesan agar jangan dijadikan profesi.
Kepada sekretariat dewan, saya berharap agar mampu mengatasi dengan baik. Seperti terima tamu sesuai kepentingan dan keperluan agar tidak menimbulkan kerumunan massa yang ternyata memiliki tujuan sama yakni mengejar rejeki. Sebenarnya, dari kacamata sosial kedatangan masyarakat ke gedung ini wajar dan sah-sah saja. Gedung dewan adalah rumah rakyat, akan tetapi mereka juga mesti sadar dan mentaati peraturan yang telah ditetapkan lembaga ini.
Syaid Fathullah: Kasubag Tata Usaha
Perbaiki Mental Masyarakat
MEREKA yang datang ke Gedung Dewan, sangat tidak pas bila disebut masyarakat. Saya lebih condong mengatakan mereka adalah oknum yang berharap THR dari anggota. Kenapa saya katakan oknum, karena mereka yang datang di hari kemarin maupun hari ini, hanya itu-itu saja. Persoalan ini bukan menyangkut tingkat kesejahteran masyarakat, akan tetapi lebih mengarah kepada mental tengadah yang saat ini nampaknya mulai terbentuk. Secara umum mental mereka yang datang ke Gedung Dewan menjelang Lebaran ini perlu diperbaiki. Kebiasaan yang kurang baik ini perlu segera diubah dengan memiliki produktivitas tinggi sesuai arah dan tujuan Gerbang Dayaku.
Peningkatan mental ini penting, lantaran tidak semua yang berdesak-desakan untuk mendapatkan amplop adalah masyarakat miskin. Beberapa diantara mereka yang datang berbaju rapi dan mengendari motor. Ini suatu bukti bahwa mereka yang datang bukanlah masyarakat melarat, akan tetapi oknum yang bermental meminta. Mental kurang baik yang telah terbentuk dan mulai tidak konsisten berjuang membangun daerah ini, saya berharap tidak lagi terlihat di tahun nanti. Minimal mereka punya malu dan sadar bahwa jaman telah berubah, bukan lagi waktunya meminta akan tetapi berusaha adalah hal yang penting.
Mengenai beberapa komentar yang menghendaki staf sekretariat untuk dapat bekerja lebih keras dan efektif dalam mengatasi banyaknya pengunjung, saya kira sekretariat telah berusaha keras menata ataupun menertibkan tamu. Baik menanyakan atau mengabsensi maksud dan tujuan mereka. Namun staf sekretariatpun mempunyai keterbatasan ketika pengunjung datang berbondong-bondong ke gedung ini.
Saya pribadi masih dapat memahmi mengenai masalah ini yang tidak mungkin melarang mereka untuk menemui wakilnya yang dipilihnya pada Pemilu lalu. Kedatangan mereka dalam jumlah besar itukan hanya terjadi sekali dalam setahun. Sehingga peristiwa yang mirip mudik lebaran ini masih dapat kita toleransi asal bisa diatur dan ditertibkan. Seiring waktu yang terus berlalu, pembangunan yang tengah digalakkan pemerintah juga telah menyentuh masyarakat dan kita harapkan hal semacam ini akan terus berkurang.
Zainuddinsyam: Anggota Komisi III
Bias Sistem Pemilu Terbuka
SAYA melihat kedatangan saudara-saudara kita pada Bulan Ramadhan ini merupakan akibat dari sistem Pemilu 5 April lalu. Masyarakat yang menggunakan hak pilihnya, telah menentukan sendiri siapa-siapa yang pantas menjadi wakilnya untuk mewakili berbagai kepentingan dan aspirasi. Setelah para wakil ini duduk dan mereka yang merasa telah memilihnya, datang menemuinya untuk berbagai kepentingan baik permasalahan formal maupun urusan pribadi tentunya.
Keseimpulan itu saya ambil setelah mencermati masyarakat yang datang ke kantor ini, mendatangi wakil rakyat dari wilayah mana mereka berasal. Seperti saya dari Zona Kecamatan Marang Kayu, tentunya banyak kader yang datang darimana saya berasal, demikian pula terhadap anggota lain. Dibalik semua alasan kedatangan mereka, saya sendiri melihat hal ini adalah sebuah fenomena yang masih positif dan wajar. Kita justru diuntungkan, artinya lebih memberikan kesempatan bagi kita untuk saling bersilahturahmi. Sementara, di hari-hari lainnya kita belum tentu sempat melakukannya. Kedatangan mereka ke gedung ini juga merupakan hal yang wajar, dimana kantor yang kami tempati ini adalah rumah rakyat, rakyat berhak datang, dan mereka berhak pula untuk mendapatkan bantuan.
Kedepan, yang penting untuk dibenahi adalah menyangkut ketertiban. Sekretariat mesti memikirkan terobosan atau solusi baru untuk memberikan pengertian kepada mereka agar tidak lagi berdesak-desakan. Antri, tertib, tidak perlu berdesakan atau mengejar-ngejar salah seorang anggota, perlu dihindari. Silahkan datang di rumah rakyat ini sambil membawa kepentingannya masing-masing tetapi jangan sampai menimbulkan cibiran ataupun komentar negatif dari pihak lain.
Disatu sisi perlu juga saya ingatkan kepada mereka yang datang, untuk sekedar mencari uang lebaran, sebenarnya Kantor Dewan bukanlah tempatnya. Pemikirian keliru bila mereka beranggapan kita adalah pihak yang berlebihan atau memilki banyak uang. (
GdR)