Tunggakan Listrik Tinggi, Mahasiswa Demo
 Mahasiswa saat demonstrasi di Kantor DPRD Kukar soal Byar Pet listrik (Foto: doc.hmsdprd) |
|
|
|
LISTRIK di Kukar terutama di Tenggarong dan sekitarnya sering padam alias mati secara bergiliran, ternyata selain disebabkan kelebihan beban juga tunggakkan yang cukup tinggi dari para pelanggan. Penunggak listri terbesar mulai 2006/2007 adalah Pemkab Kukar mencapai Rp 1 miliar. Sedangkan pelanggan rumah-rumah tangga (masyarakat) sekitar Rp1,5 miliar.
Tunggakkan pembayaran pemakaian listrik ini sangat mengganggu kelancaran pembiayaan operasional PLN. Sebagai salah satu upaya agar listrik tidak sering mati lantaran kelebihan beban, maka diminta listrik ditempat-tempat sarana umum seperti jembatan, jalan umum, reklame, taman, objek wisata Pulau Kumala dimalam hari dipadamkan.
“Kami sudah memberitahukan kepada Pemkab melalui surat untuk mematikan listrik ditempat-tempat umum. Melalui cara ini diharapkan listrik di rumah-rumah penduduk tidak padam secara bergiliran,” kata Manajer PLN Rayon Tenggarong, Budiyana kepada wartawan baru-baru ini.
Selain itu ia berharap adanya tunggakkan pembayaran listrik, baik oleh Pemkab maupun masyarakat rumah tanggadiminta dengan sangat secepatnya menyelesaikan pembayaran listriknya. Demi kenyamanan bersama dalam menikmati listrik, maka kepada pelanggan diharapkan memberi dukungan terhadap operasional PLN melalui kelancaran pembayaran pemakaian listrik.
Saat ini, tambah Budiyana, PLN terus berupaya melakukan perbaikan pelayanan, di antaranya telah diselesaikan pembangunan pembangkit listrik di sejumlah wilayah. Terutama pembangkit listrik baru di Samarinda dan Balikpapan yang selama ini menjadi pendukung utama masuknya listrik ke wilayah Kukar.
Selama ini PLN memahami harapan masyarakat yang menghendaki nyala listrik yang optimal. Namun PLN memiliki keterbatasan untuk memberikan pelayanan yang prima, sehingga dalam waktu kondisi listrik kurang prima itulah terpaksa dilakukan pemadaman.
“Kami sebagai petugas PLN berharap kepada masyarakat bisa memaklumi kondisi PLN,” ujar Budiyana.
DIUNJUKRASA
Terjadinya pemadaman listrik yang dianggap semena-mena oleh masyarakat di Kukar terutama di Kota Tenggarong, kerap mendatangkan rasa “geram” para pengguna listrik PLN. Karena dalam pemadaman itu dinilai sangat mengganggu aktivitas masyarakat. Bahkan tak jarang mendatangkan bencana kebakaran.
Puncak dari kegeraman ditumpahkan masyarakat melalui aksi unjukrasa ke Rayon PLN Tenggarong. Sudah berkali-kali Kantor PLN di Timbau Tenggarong menghadapi aksi unjukrasa massa. Aksi ini selalu ditanggapi oleh petugas PLN yang menyebutkan pemadaman terpaksa dilakukan lantaran kondisi listrik kelebihan beban. Jawaban itu sama dengan jawaban sejak 7 – 8 tahun lalu.
“Yang jadi pertanyaan, kapan kondisi listrik di Kukar bisa stabil? Sudah hampir 10 tahun, jawabannya yang itu-itu juga,” ujar Sardjono selaku warga Tenggarong. (
kon/gu2n)